Jakarta, Untuk menjaga agar produk makanan terasa lezat, tampilannya
menggugah selera, dan tahan lama, tidak jarang produsen menambahkan zat aditif
selama proses pembuatan makanan. Padahal beberapa di antaranya dapat
meningkatkan risiko penyakit, maka berhati-hatilah.
Kenali beberapa zat aditif yang sering ditambahkan dalam produk makanan dengan memeriksa label kemasannya. Berikut adalah zat aditif makanan yang perlu Anda hindari,
Kenali beberapa zat aditif yang sering ditambahkan dalam produk makanan dengan memeriksa label kemasannya. Berikut adalah zat aditif makanan yang perlu Anda hindari,
1. Sodium nitrat dan natrium nitrit
Kedua bahan tersebut biasanya digunakan sebagai pengawet makanan atau pada produk daging olahan untuk membantu mempertahankan warna merahnya. Sayangnya, sodium nitrat dan natrium nitrit ini mengandung komponen kimia yang merupakan karsinogen jika terakumulasi dalam tubuh.
Akibatnya dapat menyebabkan masalah pada lambung, prostat, dan kanker payudara. Hal ini juga telah dikaitkan dengan kematian janin, keguguran, dan cacat lahir. Sehingga pastikan untuk memilih produk daging yang bebas nitrat atau nitrit, biasanya dari peternak atau penjual daging lokal.
2. Butylated hydrozyttoluene (BHT) dan hydroxyanisole Butylated (BHA)
Anda mungkin sering menjumpai bahan BHT atau BHA dalam label makanan olahan dan juga dalam sereal, keripik kentang, minyak sayur, dan permen karet. Jangka panjang dari konsumsi BHT dan BHA dapat meningkatkan risiko pengembangan kanker, pembesaran hati, dan menghambat pertumbuhan sel.
3. Propyl gallate
Beberapa produsen yang menginginkan produk makanannya tahan lama, biasanya dapat memilih menambahkan bahan pengawet propyl gallate dalam sup ayam instan, permen, dan dalam beberapa produk daging olahan. Efek dari propyl gallate dicurigai sebagai karsinogen dan dapat menyebabkan gangguan pencernaan, ginjal, dan masalah hati.
4. Monosodium glutamat (MSG)
Pentedap rasa MSG, sangat sering Anda jumpai dalam makanan sehari-hari yang dapat ditemukan dalam sup kalengan, keripik, kerupuk, saus salad, dan makanan olahan. Bahan ini juga sering disamarkan dalam label makanan dengan kata, seperti 'rempah-rempah', 'bumbu alami', atau 'bumbu'.
MSG
dibuat dari fermentasi tetes tebu(karbohidrat) dengan bantuan bakteri Micrococcus
Glutamicus
Efeknya dapat menyebabkan pusing, mual, perubahan suasana hati, dan kelemahan.
Di
Negara maju MSG masih dipertentangkan, hanya tidak boleh untuk makanan bayi
dibawah 3 bulan.
5. Minyak sayur terhidrogenasi
Minyak ini dikenal sebagai lemak trans, yang dapat ditemukan dalam popcorn, keripik, kue kering, kue, pie, gajih, margarin, dan minyak kelapa yang tidak murni. Akibat jangka panjang terhadap paparan minyak sayur terhidrogenisasi adalah penyakit kardiovaskular seperti stroke, gagal ginjal, dan penyakit jantung lainnya.
6. Aspartam
Aspartam sering digunakan sebagai tambahan rasa manis dalam yogurt, puding, soda, dan makanan manis lainnya. Efek buruk aspartam adalah dapat menyebabkan keracunan makanan, merusak gigi, meningkatkan gula darah, dan menyebabkan kegemukan.
7. Pewarna makanan
Makanan atau minuman yang beraneka warna, seperti biru, merah, hijau, dan kuning terang biasanya menggunakan tambahan zat pewarna. Pewarna makanan sering digunakan dalam minuman, makanan yang dipanggang, permen, buah koktail kalengan, sosis, dan gelatin.
Konsumsi jangka panjang makanan dengan zat pewarna dapat menyebabkan tumor di berbagai bagian tubuh seperti ginjal dan kelenjar adrenal.
8. Olestra atau margonda
Olestra atau margonda adalah jenis lemak buatan yang sering ditemukan dalam keripik kentang dan dapat mencegah penyerapan lemak sehat dalam sistem pencernaan. Efek negatif dari bahan ini adalah diare, masalah usus, dan masalah pencernaan lainnya.
9. Kalium bromat
Bahan ini sering digunakan sebagai agen bleaching yang membuat tepung terlihat putih dan biasanya dicampurkan dalam adonan roti. Sebuah studi menemukan bahwa kalium bromat dapat menyebabkan kanker.
10. kalium Nitrit
Kalium
nitrit berwarna putih atau kuning dan kelarutannya tinggi dalam air. Bahan ini
dapat menghambat pertumbuhan bakteri pada daging dan ikan dalam waktu yang
singkat. Sering digunakan pada daging yang telah dilayukan untuk mempertahankan
warna merah agar tampak selalu segar, semisal daging kornet. Jumlah nitrit yang
ditambahkan biasanya 0,1% atau 1 gram/kg bahan yang diawetkan. Untuk nitrat
0,2% atau 2 gram/kg bahan. Bila lebih dari jumlah tersebut bisa menyebabkan
keracunan, selain dapat mempengaruhi kemampuan sel darah membawa oksigen ke
berbagai organ tubuh, menyebabkan kesulitan bernapas, sakit kepala, anemia,
radang ginjal, dan muntah-muntah.
11. Kalsium
Propionat/Natrium Propionat
Keduanya yang termasuk dalam golongan asam propionat sering
digunakan untuk mencegah tumbuhnya jamur atau kapang, Bahan pengawet ini biasanya
digunakan untuk produk roti dan tepung. Untuk bahan tepung terigu, dosis
maksimum yang disarankan adalah 0,32% atau 3,2 gram/kg bahan. Sedangkan untuk
makanan berbahan keju, dosis maksimumnya adalah 0,3% atau 3 gram/kg bahan.
Penggunaaan melebihi angka maksimum tersebut bisa menyebabkan migren,
kelelahan, dan kesulitan tidur.
12. Asam
Sorbat
Beberapa
produk beraroma jeruk, berbahan keju, salad, buah dan produk minuman kerap
ditambahkan asam sorbat. Meskipun aman dalam konsentrasi tinggi, asam ini bisa
membuat perlukaan di kulit. Batas maksimum penggunaan asam sorbat (mg/l) dalam
makanan berturut-turut adalah sari buah 400; sari buah pekat 2100; squash 800;
sirup 800; minuman bersoda 400.
13. Kalsium
Benzoat
digunakan untuk mengawetkan minuman ringan, minuman anggur, saus sari buah, sirup, dan ikan asin. Bahan ini bisa menyebabkan dampak negatif pada penderita asma dan bagi orang yang peka terhadap aspirin. Kalsium Benzoat bisa memicu terjadinya serangan asma.
14. Sulfur
Dioksida (SO2)
Bahan
pengawet ini juga banyak ditambahkan pada sari buah, buah kering, kacang kering,
sirup dan acar. Meski bermanfaat, penambahan bahan pengawet tersebut berisiko
menyebabkan perlukaan lambung, mempercepat serangan asma, mutasi genetik,
kanker dan alergi.
TIPS
AMAN MEMILIH MAKANAN:
1. Amati apakah makanan tersebut berwarna mencolok atau jauh
berbeda dari warna aslinya. Snack, kerupuk, mi, es krim yang berwarna terlalu
mencolok ada kemungkinan telah ditambahi zat pewarna yang tidak aman. Demikian
juga dengan warna daging sapi olahan yang warnanya tetap merah, sama dengan
daging segarnya.
2. Jangan lupa cicipi juga rasanya. Biasanya lidah kita juga
cukup jeli membedakan mana makanan yang aman dan mana yang tidak. Makanan yang
tidak aman umumnya berasa tajam, semisal sangat gurih dan membuat lidah
bergetar.
3. Perhatikan juga kualitas makanan tersebut, apakah masih
segar, atau malah sudah berjamur yang bisa menyebabkan keracunan. Makanan yang
sudah berjamur menandakan proses pengawetan tidak berjalan sempurna, atau
makanan tersebut sudah kedaluwarsa.
4. Baui juga aromanya. Bau apek atau tengik pertanda makanan
tersebut sudah rusak atau terkontaminasi oleh mikroorganisme.
5. Amati komposisinya. Bacalah dengan teliti adakah kandungan
bahan-bahan makanan tambahan yang berbahaya yang bisa merusak kesehatan.
6. Ingat juga, kriteria aman itu bervariasi. Aman buat satu
orang belum tentu aman buat yang lainnya. Bisa saja pada anak tertentu bahan
pengawet ini menimbulkan reaksi alergi. Tentu saja reaksi semacam ini tidak
akan muncul jika konsumennya tidak memiliki riwayat alergi.
7. Kalaupun hendak membeli makanan impor, usahakan
produknya telah terdaftar di Badan POM (Pengawas Obat dan Makanan) yang bisa
dicermati dalam label yang tertera di kemasannya.
Sumber:
Lucky Club Casino site: Casino, Games, Casino - Lucky Club
BalasHapusLucky Club Casino is a new casino from LuckyClub. It is one of the oldest establishments in the gambling industry. Founded in 2006, it is owned and operated luckyclub.live by